Marak, Politisasi Agama Menuai Kecaman (2)

Iklan Sesat Bupati Indramayu

Sementara Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin dan Partai Golkar dalam penilaian Direktur Eksekutif Central for Electoral Reform (Cetro), Hadar N Gumay telah melakukan pelanggaran Pemilu karena menjelek-jelekkan agama tertentu dalam sebuah iklan kampanye Partai Golkar di daerah tersebut.

Dalam Iklan yang dimuat salah satu Koran local tersebut menampilkan gambar Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin dan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla, tertera tulisan “”Pilih pimpinan Golkar yang terbaik. Sebab kalau tidak kita akan termasuk golongan orang yang mengkhianati Allah, Rasul, dan kaum muslimin. Hal ini demi terwujudnya Indramayu yang religius.”

Tidak jelas apa yang dimaksudkan Irianto dengan mengkhianati Allah dan Rasulullah ini, namun nampaknya sang Bupati ingin menyentuh sentiment keagamaan warga Indramayu untuk memilih caleg-caleg dari Partai Golkar dalam Pemilu mendatang

“Ini bisa dikatakan menjelek-jelekan agama tertentu karena ini membuat seolah-olah agama begitu keji, menyalahkan orang yang memimilih selain Golkar. Ini bukan masalah agama, orang Golkar yang bermasalah,” tandasnya.

Iklan yang menyesatkan itu, sangat tidak mendidik dan hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi pemilih, karena isinya menakut-nakuti masyarakat dengan agama. Sebab itu dia meminta Panwas untuk memproses kasus ini, agar tidak berlarut-larut. Dalam menyikapi kasus ini, Panwas tidak perlu menunggu adanya laporan dari masyarakat.

“Bisa ini temuan Panwas. Tapi jika tak mau diangkat, ini masalah, mungkin Panwasnya ada hubungannya dengan Golkar,” kata Hadar N Gumay. Hadar melihat, kasus ini juga merupakan peringatan bagi Golkar untuk mengontrol para caleg.”Jangan sampai membuat iklan-iklan murahan seperti itu,” jelasnya (okezone, Jumat 13/2/2009).

Sementara itu, Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rahbani Ahyar mengatakan sangat tidak etis jika agama dikaitkan dengan kegiatan politik. “Agama, Alquran, dan hadis tidak digunakan untuk mengkultuskan pribadi atau kelompok tertentu. Jadi sangat tidak etis jika hal itu dikaitkan dengan agama, maka dengan hal ini MUI akan menyelidiki bahasa yang ada di iklan tersebut tergolong dalam penistaan agama atau tidak,” ujar Rahbani (okezone, Kamis 12/2/2009).

Leave a comment

Filed under Agama dan Politik, MUI

Leave a comment